Dalam mengelola suatu industry pertambangan sering kali menghadapi berbagai
permasalahan. permasalahan tambang yang ada seperti :
·
Masalah longsoran yang terjadi pada lereng
tambang (slope stability)
·
Penempatan alat berat / mekanis yang
kurang tepat sehingga target produksi tidak tercapai (heavy equipment planning)
·
Pengurusan dokumen kelengkapan tambang
seperti FS, RPT,RR, RKTTL, SKAB dll yang rumit
·
Desain jalan tambang yang kurang optimal
·
Desain stockroom dan stockpile yang kurang
optimal
·
Belum adanya desain disposal yang sesuai
·
Tergenangnya front kerja / terjadi banjir
pada front kerja sehingga menghambat bahkan menghentikan kegiatan
penambangan
·
Perlu dilakukan pengeringan pit
(dewatering) sehingga butuh perencanan waktu dan peralatan dewatering
·
kalkulasi blending formula yang kurang
tepat sehingga mengakibatkan batubara yang dipasarkan tidak sesuai dengan
kualitas yang diinginkan
·
penentuan pasangan batubara blending yang
kurang baik sehingga harga jual tidak sesuai dengan harapan
·
Perlunya Eksplorasi awal untuk menentukan
prospek tidaknya suatu areal penambangan dengan Pemetaan geologi (geology mapping)
·
Belum adanya Perhitungan cadangan yang
sesuai kondisi aktual, baik jumlah maupun kadar / kualitas
·
Permasalahan pada Pemetaan kemajuan
tambang (mine progress mapping)
·
Perlunya Pembuatan peta topografi
(topography mapping)
·
Perlunya Perencanaan tambang bulanan/
triwulan (short term)
·
Perlunya Perencanaan tambang tahunan
(short term)
Untuk kesempatan kali ini kami akan
membahas tentang Masalah longsoran yang terjadi pada lereng tambang (slope
stability). Longsoran pada lereng tambang bukan hanya
menghambat pekerjaan penambangan tetapi juga dapat berbahaya baik untuk pekerja
ataupun apat mekanis yang bekerja pada lokasi penambangan tersebut, dapat pula
mengakibat kerugian besar jika harus melakukan ganti rugi terutama ganti rugi
akibat rusaknya fasilitas umum bahkan dapat dicabutnya izin pertambangan oleh
pemerintah. Karena itulah pertinjauan demi pertinjauan sangat perlu dilakukan.
Ada beberapa pencegahan / solusi yang bisa diterapkan antara lain :
·
Mendesain lereng tambang sebelum melakukan
penambangan, sehingga mendapatkan lereng yang optimum agar keamanan dan biaya
produksi bisa dioptimalkan.
·
Pencegahan dengan monitoring dan evaluasi
tentang kondisi lereng terutama untuk lereng lowwall atau lereng yang statis
dimana pada lereng tersebut tidak dilakukan pekerjaan atau kegiatan apapun
·
monitoring dan evaluasi bisa dilakukan
dengan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya longsoran seperti adanya pergerakan
massa batuan atau tidak, adanya retakan atau tidak dll . monitoring juga dapat
dilakukan dengan alat untuk mengukur pergerakan yang terjadi (perlu
dipertimbangkan biaya pengadaan alat dan operasional alat )
·
Mendesain Ulang lereng tambang untuk
memperlandai sudut memiringan lereng (slope) untuk memperbesar factor keamanan
lereng
·
Mendesain Ulang untuk menyesuaikan kondisi
litologi pada lereng dengan sudut aman (sudut dengan faktor keamanan >1)
·
Mendesain lereng tambang sesuai dengan
kemajuan/kecuraman tambang (highwall pada tambang batubara memiliki resiko
longsoran lebih tinggi seiring dengan bertambahnya kedalaman bukaan tambang)
·
Perlunya perhatian lebih pada lereng
tambang yang berhubungan dengan fasilitas umum
·
penentuan design dan jarak yang aman
terhadap fasilitas - fasilitas umum
·
Ada lokasi lereng tambang yang lokasinya
berdekatan dengan sungai,laut atau danau dengan intensitas angin, ombak ataupun
aliran yang cukup deras, Maka ini akan menyebabkan pengikisian tanah yang
berakibat terjadinya longsor, atau juga disebut EROSI TANAH
·
Pemetaan sangat penting dilakukan terhadap
lokasi tanah yang berpotensi terjadinya slope/Longsor
Pertinjauan-pertinjauan di atas sangatlah penting
diperhatikan, karena mengingat banyak sekali kejadian longsoran tanah yang
diakbitakan karena lalainya perhatian Pihak Pertambangan itu sendiri dalam hal
keamanan dan keselamatan para pekerja.
ConversionConversion EmoticonEmoticon