Keterbatasan practikal dapat menyebabkan pembentukan dinding
tambang untuk membentuk lereng interim dan final dan dinding akhir tambang
dengan informasi yang tidak lengkap. Pada waktu yang sama potensi kestabilan
pada dinding tambang yang tinggi sulit untuk diprediksi dengan ketertersediaan
data hasil investigasi dan analisis, terutama pada tahap design . Hasilnya
adalah ketergantungan yang kuat pada sistem manajemen lereng dimana bagian
utamanya adalah sistem pemantauan yang komprehensif .
Longsoran
Slope Monitoring merupakan alat yang sangat berharga untuk menilai
kinerja desain tambang dan potensi resiko longsor yang akan terjadi dan
membantu meminimalisir resiko. Hari ini di lingkungan tambang perusahaan
memiliki moral dan kewajiban untuk menghilangkan potensi terjadinya kecelakaan
dan kewajiban legal untuk mencegah lingkungan kerja dari potensi tersebut.
Bahaya terjadinya wall collapse
|
Kegagalan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan
mengelola risiko yang terkait bisa mengakibatkan denda atau penjara atau
keduanya. kehadiran instrumentasi pemantauan tidak hanya membantu identifikasi
bahaya dan risiko, tetapi mengurangi kecemasan setiap tenaga kerja dengan
mengkonfirmasi bahwa kondisi tanah sedang dipantau oleh personil yang
berpengalaman dan kompeten. ketika kebutuhan untuk sistem pemantauan dilakukan
dengan benar dan direncanakan dengan baik, penghematan biaya mungkin adalah
akibat langsungnya. Namun, justifikasi untuk pemantauan tidak hanya untuk
pengurangan biaya. Di beberapa kasus, program monitoring lereng dapat sangat
bernilai dan membuktikan bahwa design tambang benar dan berkelanjutan. Pada
kasus yang lain instrument monitoring lereng mungkin memperlihatkan bahwa
design tidak dapat dibentuk dan hasilnya adalah design lereng harus
dimodifikasi dan menimbulkan peningkatan biaya tambang. Di semua kasus,
keuntungan tidak langsung dari penambahan nilai safety dan pencegahan dari
longsor dan penambahan biaya akan membuat biaya program monitoring efektif.
Tujuan utama dari program Slope monitoring lereng adalah sebagai
berikut :
1. Memelihara kondisi
operasional yang aman untuk melindungi personil dan peralatan
2. Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari
area yang berpotensi tidak stabil sehingga rencana tambang dapat dimodifikasi
untuk meminimalkan dampak dari ketidakstabilan lereng.
3. Memberikan informasi geoteknik untuk
menganalisis mekanisme ketidakstabilan lereng yang berkembang, merancang
tindakan rencana perbaikan yang tepat dan melakukan desain lereng selanjutnya.
4. Menilai kinerja dari implementasi
desain lereng.
Sistem Slope monitoring lereng harus segera
dibentuk sesegera mungkin selama permulaan tahap penambangan dan dipertahankan
selama masa operasi tambang terbuka, dalam banyak kasus sistem pemantauan lereng
mungkin diperlukan setelah penutupan tambang.
Unsur program harus diarahkan pada tujuan dasar berikut:
1. Mendeteksi dan merekam setiap gerakan
lereng sebagai dasar untuk:
· menjamin
keselamatan operasional
· Penetapan
batas pergerakan (tipe longsoran)
· mengelola
ketidakstabilan
2. Penyelidikan longsor dan ketidakstabilan. Pemantauan
ketidakstabilan membantu dalam mengidentifikasi mekanisme longsor, menyediakan
data penting untuk analisis kembali dan mendefinisikan pekerjaan perbaikan yang
tepat
3. Mengkonfirmasikan model desain untuk
menyediakan dasar untuk menilai dan memodifikasi desain, termasuk unsur-unsur
tertentu.
· Geologi,
termasuk tipe distribusi batuan dan alterasi
· Model
struktur, dengan mempertimbangkan major dan minor struktur
· Properti
batuan
· Tekanan
air tanah
· Tingkat
in situ stress, khususnya untuk lereng yang tinggi
4. Memastikan bahwa kriteria
lereng desain dicapai dengan prosedur operasional yang sesuai.
Sistem monitoring
dan prosedur dapat dirancang untuk memenuhi tujuan tersebut. instalasi
instrumen dapat menyediakan data patokan penting untuk pemantauan berikutnya
selama penambangan, untuk memvalidasi asumsi desain dan memodifikasi desain
selanjutnya seperti yang diperlukan. Dalam prakteknya, seperti program jangka
panjang instrumentasi harus berasosiasi dan berhubungan dengan pertambangan
produksi skala besar. Kekuatan dari program pemantauan tergantung pada kemampuan
peralatan dan teknik pada pada orang-orang melakukan program. keberhasilan
pemantauan juga tergantung pada dukungan dari tingkat yang lebih tinggi dari
manajemen tambang.
Di dekat permukaan, stres lingkungan yang rendah (lereng
pit) di mana didominasi oleh longsor akibat pengaruh, gerakan besar yang
terkait dengan ketidakstabilan batuan hampir selalu didahului oleh yang lebih
kecil yang dapat dideteksi oleh instrumen sensitif. dengan demikian, pemantauan
gerakan memberikan pengukuran yang langsung dan mendeteksi ketidakstabilan yang
akan datang. Namun di tanah yang sangat stres, besar dan rapuh, perpindahan
sampai ke titik longsor bisa menjadi kecil dan sulit untuk
dideteksi. Delay interval antara kejadian dan deteksi gerakan dan antara
deteksi dan longsor, tergantung pada karakteristik tanah dan pada kepekaan
instrumen pemantauan. Dalam kebanyakan kasus masa peringatan dari beberapa jam
dan minggu dapat dicapai.
Golden rule untuk instalasi program pemantauan gerakan
geoteknik adalah bahwa setiap instrumen diinstal pada sebuah proyek harus
dipilih dan ditempatkan untuk membantu dalam menjawab pertanyaan tertentu.Mengikuti
aturan sederhana ini adalah kunci untuk bidang instrumentasi menjadi sukses.
Pendekatan untuk merencanakan program pemantauan gerakan
harus melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Definisi kondisi
project
2. Prediksi dari
semua mekanisme potensial yang dapat mengendalikan ketidakstabilan
3. Penentuan
parameter yang akan dipantau dan besarnya potensi
4. Pembentukan
sistem pemantauan yang sesuai, termasuk instrumentasi dan lokasi
5. Formulasi prosedur pengukuran,
termasuk frekuensi, pengumpulan data, prosessing, interpretasi dan pelaporan
6. Penugasan tugas
untuk desain, konstruksi dan operasi dari sistem
7. Perencanaan
kalibrasi rutin dan pemeliharaan
8. Pembentukan rencana tanggap pemicu (TARPs) dan
akuntabilitas terkait tindakan untuk meminimalkan dampak ketidakstabilan.
Sistem kualitatif dapat mencakup inspeksi visual
pengamatan manusia yang bersifat subyektif tetapi terbuktikan. Dengan visual
inspeksi dapat menjadi gambaran umum untuk mendeteksi terjadinya
ketidakstabilan (retakan, rockfall) atau menjadi bagian dari aspek
keselamatan di area pertambangan yang sulit (spotting ke rock fall). Pelatihan
staf operasional dalam identifikasi bahaya sangat penting dalam deteksi lereng
longsor dan manajemen lereng.Pemantauan metode untuk lereng tambang terbuka dapat dibagi
menjadi permukaan dan bawah permukaan, dengan subdivisi lebih lanjut ke sistem
kualitatif dan kuantitatif. semua menjadi lebih spesifik ditambang terbuka dan
sering berhubungan dengan ukuran potensi longsor.
Penilaian kualitatif oleh supervisor produksi dari sangat
dibutuhkan untuk menilai kondisi kerja (contoh check list) dalam bentuk
inspeksi shift sebelum pekerjaaan dilakukan. Pengamatan inspeksi harus
didokumentasikan dan diteruskan ke shift berikutnya dengan menggunakan sebuah
buku merah atau metode dokumentasi yang serupa.
Sistem kwantitatif biasanya melibatkan alat ukur
permukaan perpindahan bawah permukaan. komponen – komponen tercantum di bawah
ini tergantung kompleksitas dari instrument tersebut.
Monitoring lereng diarea diarea permukaan;
· visual
yang inspeksi
· Crackmeter,
baik manual atau dengan extensometer wireline
· survei
pemantauan - RTS
· GPS
· fotogrametri
· laser
scanning
· radar,
baik darat berbasis satelit dan berbasis (InSaR)
· tiltmeters
dan electrolevels
Monitoring lereng bawah permukaan (instrumen biasanya
dipasang di lubang bor) meliputi:
· inclinometers
· geser
strip dan domain waktu reflectometer (TDR) kabel
· extensometers
· termistor
· mikro
seismik
· Piezometers
Crack meter
|
Slope stability radar dan Robotic Total Station
|
Robotic Total Station
|
Vibrating Wireline Piezometer
|
Wireline Extensometer
|
Pemantauan lereng sistem untuk tambang besar terbuka
biasanya mencakup kombinasi dari salah satunya. Perusahaan kemudian menyediakan
system pemantauan lereng utama yang membentuk dasar untuk manajemen lereng.
Untuk sistem apapun, pengukuran percepatan perpindahan umumnya merupakan kunci
untuk mengetahui keruntuhan lereng.
Di Indonesia hari ini dengan semakin tingginya komitmen
perusahaan dengan keselamatan kerja, kepedulian dan investasi besar telah
dilakukan untuk melakukan dan membuat sistem manajemen lereng yang komperhensif
dan berkesinambungan. Pengelolan resiko dan sistem manajemen lereng wajib
diikuti dengan perubahan paradigma bahwa setiap resiko longsor dapat dikelola
dengan baik dengan dukungan personel yang kompeten dan dukungan dari manajemen
perusahaan. Keuntungan utama dari adanya sistem monitoring lereng di tambang-tambang
Indonesia adalah :
1. Adanya peringatan deteksi longsor dini yang
memungkinkan evakuasi peralatan dan orang-orang dari daerah berisiko longsor,
sehingga pengurangan risiko cedera dari manusia atau kerusakan peralatan dapat
dilakukan.
2. Mengurangi kecemasan setiap operasional
tambang dengan mengkonfirmasi bahwa kondisi lereng sedang dipantau oleh
personil yang berpengalaman dan kompeten.
3. Dengan adanya system monitoring yang
menyediakan informasi akurat memungkinkan geoteknik, mineplan, produksi untuk
membuat keputusan dalam meningkatkan produktivitas tambang yang lebih optimal.
4. Produksi di daerah berisiko geoteknik dapat
ditingkatkan karena system monitoring yang menyediakan informasi real time dari
percepatan massa batuan dengan akurasi yang tinggi.
5. Dapat memantau stabilitas lereng ketika
terjadi peledakan dan memungkinkan produksi peralatan ke zona ledakan lebih
cepat.
6. Memungkinkan pemantauan terus-menerus dan
update pada gerakan massa batuan yang berhubungan dengan kondisi cuaca,
sehingga produksi dapat terus dilakukan didasarkan pada real-time analisis dan
reaksi informasi terhadap risiko geoteknik.
7. Peningkatan umur tambang, dengan adanya
monitoring lereng dalam hubungannya dengan prosedur manajemen risiko. Area pit
sebelumnya yang dianggap terlalu berbahaya untuk dilakukan penambangan, dengan
adanya informasi yang akurat dan presisi operasional dapat dilakukan dengan
aman dan dinding tambang dapat dibuat lebih curam.
8. Peningkatkan pemahaman tentang kinerja massa
batuan dan dampak terhadap stabilitas struktur lereng. Beberapa tambang secara
signifikan dapat meningkatkan laba atas investasi dengan meningkatkan sudut
desain pit. Peningkatan sudut desain dimungkinkan oleh peningkatan pemahaman
akan monitoring lereng dan manajemen resiko geoteknik yang baik.
Sumber Artikel Terkait :
1. Guidlines for Open Pit Slope Design - John Read and Peter
Stacey
2. Foto-foto : Geotechnical monitoring Adaro dan Wahana
3.
ConversionConversion EmoticonEmoticon